Pada tanggal 15
April 1971, di Jakarta, beberapa karateka aliran Shotokan mendirikan suatu
perguruan dengan nama Institut Karate-Do Indonesia (INKAI) dengan ketua umum pertamanya Letjen TNI G.H. Mantik dan sebagai ketua dewan guru Drs. Sabeth Mucshin dengan anggota Wono Sarono, Ottoman Noeh, A. Latief, Dr Nico A. Lumenta, Albert Lumban Tobing dan A.S.J. Siregar.
Tanggal 25 Mei 1971, INKAI resmi berdiri sebagai perguruan anggota FORKI dan oleh PB FORKI, INKAI ditunjuk mewakili Indonesia mengikuti kejuaraan karate WUKO 1 di Jepang. Dan Inkai juga merupakan anggota resmi afiliasi JKA yang bekedudukan di Jepang.
Dalam perkembangannya INKAI di Indonesia mengalami perkembangan yang begitu pesat ini terbukti bahwa disetiap pelosok tanah air ada Cabang dari perguruan INKAI.
SEJARAH KARATE DI INDONESIA
Karate masuk di Indonesia bukan dibawa oleh tentara Jepang melainkan oleh Mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang kembali ke tanah air, setelah menyelesaikan pendidikannya di Jepang. Tahun 1963 beberapa Mahasiswa Indonesia antara lain: Baud AD Adikusumo, Karianto Djojonegoro, Mochtar Ruskan dan Ottoman Noh mendirikan Dojo di Jakarta. Mereka inilah yang mula-mula memperkenalkan karate (aliran Shoto-kan) di Indonesia, dan selanjutnya mereka membentuk wadah yang mereka namakan Persatuan Olahraga Karate Indonesia (PORKI) yang diresmikan tanggal 10 Maret 1964 di Jakarta.
Beberapa tahun kemudian berdatangan ex Mahasiswa Indonesia dari Jepang seperti Setyo Haryono (pendiri Gojukai), Anton Lesiangi, Sabeth Muchsin dan Chairul Taman yang turut mengembangkan karate di tanah air. Disamping ex Mahasiswa-mahasiswa tersebut di atas orang-orang Jepang yang datang ke Indonesia dalam rangka usaha telah pula ikut memberikan warna bagi perkembangan karate di Indonesia.
Mereka-mereka ini antara lain: Matsusaki (Kushinryu-1966), Ishi (Gojuryu-1969),
Hayashi (Shitoryu-1971) dan Oyama (Kyokushinkai-1967).
Karate ternyata memperoleh banyak penggemar, yang implementasinya terlihat muncul dari berbagai macam organisasi (Pengurus) karate, dengan berbagai aliran seperti yang dianut oleh masing-masing pendiri perguruan. Banyaknya perguruan karate dengan berbagai aliran menyebabkan terjadinya
ketidak cocokan diantara para tokoh tersebut, sehingga menimbulkan perpecahan di dalam tubuh PORKI. Namun akhirnya dengan adanya kesepakatan dari para tokoh-tokoh karate untuk kembali bersatu dalam upaya mengembangkan karate di tanah air sehingga pada tahun 1972 hasil Kongres ke IV PORKI, terbentuklah satu wadah organisasi karate yang diberi nama Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI).
Sejak FORKI berdiri sampai dengan saat ini kepengurusan di tingkat Pusat yang dikenal dengan nama Pengurus Besar/PB. telah dipimpin oleh 6 orang Ketua Umum dan periodisasi kepengurusannyapun mengalama 3 kali perobahan masa periodisasi yaitu ; periode 5 tahun (ditetapkan pada
Kongres tahun 1972 untuk kepengurusan periode tahun 1972 – 1977) periodisasi 3 tahun (ditetapkan pada kongres tahun 1997 untuk kepengurusan periode tahun 1997 - 1980) dan periodisasi 4 tahun ( Berlaku sejak kongres tahun 1980 sampai sekarang).
Adapun mereka-mereka yang pernah menjadi Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal (Umum) FORKI sejak tahun 1972 adalah sbb :
April 1971, di Jakarta, beberapa karateka aliran Shotokan mendirikan suatu
perguruan dengan nama Institut Karate-Do Indonesia (INKAI) dengan ketua umum pertamanya Letjen TNI G.H. Mantik dan sebagai ketua dewan guru Drs. Sabeth Mucshin dengan anggota Wono Sarono, Ottoman Noeh, A. Latief, Dr Nico A. Lumenta, Albert Lumban Tobing dan A.S.J. Siregar.
Tanggal 25 Mei 1971, INKAI resmi berdiri sebagai perguruan anggota FORKI dan oleh PB FORKI, INKAI ditunjuk mewakili Indonesia mengikuti kejuaraan karate WUKO 1 di Jepang. Dan Inkai juga merupakan anggota resmi afiliasi JKA yang bekedudukan di Jepang.
Dalam perkembangannya INKAI di Indonesia mengalami perkembangan yang begitu pesat ini terbukti bahwa disetiap pelosok tanah air ada Cabang dari perguruan INKAI.
SEJARAH KARATE DI INDONESIA
Karate masuk di Indonesia bukan dibawa oleh tentara Jepang melainkan oleh Mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang kembali ke tanah air, setelah menyelesaikan pendidikannya di Jepang. Tahun 1963 beberapa Mahasiswa Indonesia antara lain: Baud AD Adikusumo, Karianto Djojonegoro, Mochtar Ruskan dan Ottoman Noh mendirikan Dojo di Jakarta. Mereka inilah yang mula-mula memperkenalkan karate (aliran Shoto-kan) di Indonesia, dan selanjutnya mereka membentuk wadah yang mereka namakan Persatuan Olahraga Karate Indonesia (PORKI) yang diresmikan tanggal 10 Maret 1964 di Jakarta.
Beberapa tahun kemudian berdatangan ex Mahasiswa Indonesia dari Jepang seperti Setyo Haryono (pendiri Gojukai), Anton Lesiangi, Sabeth Muchsin dan Chairul Taman yang turut mengembangkan karate di tanah air. Disamping ex Mahasiswa-mahasiswa tersebut di atas orang-orang Jepang yang datang ke Indonesia dalam rangka usaha telah pula ikut memberikan warna bagi perkembangan karate di Indonesia.
Mereka-mereka ini antara lain: Matsusaki (Kushinryu-1966), Ishi (Gojuryu-1969),
Hayashi (Shitoryu-1971) dan Oyama (Kyokushinkai-1967).
Karate ternyata memperoleh banyak penggemar, yang implementasinya terlihat muncul dari berbagai macam organisasi (Pengurus) karate, dengan berbagai aliran seperti yang dianut oleh masing-masing pendiri perguruan. Banyaknya perguruan karate dengan berbagai aliran menyebabkan terjadinya
ketidak cocokan diantara para tokoh tersebut, sehingga menimbulkan perpecahan di dalam tubuh PORKI. Namun akhirnya dengan adanya kesepakatan dari para tokoh-tokoh karate untuk kembali bersatu dalam upaya mengembangkan karate di tanah air sehingga pada tahun 1972 hasil Kongres ke IV PORKI, terbentuklah satu wadah organisasi karate yang diberi nama Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI).
Sejak FORKI berdiri sampai dengan saat ini kepengurusan di tingkat Pusat yang dikenal dengan nama Pengurus Besar/PB. telah dipimpin oleh 6 orang Ketua Umum dan periodisasi kepengurusannyapun mengalama 3 kali perobahan masa periodisasi yaitu ; periode 5 tahun (ditetapkan pada
Kongres tahun 1972 untuk kepengurusan periode tahun 1972 – 1977) periodisasi 3 tahun (ditetapkan pada kongres tahun 1997 untuk kepengurusan periode tahun 1997 - 1980) dan periodisasi 4 tahun ( Berlaku sejak kongres tahun 1980 sampai sekarang).
Adapun mereka-mereka yang pernah menjadi Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal (Umum) FORKI sejak tahun 1972 adalah sbb :
Periode/Masa Bakti | Ketua Umum | Sekretaris Jenderal/Umum | Keterangan |
1972 - 1977 | Widjojo Suyono | Otoman Nuh | Kongres IV PORKI/FORKI 1972 di Jakarta |
1977 - 1980 | S u m a d i | Rustam Ibrahim | Kongres V FORKI 1977 di Jakarta |
1980 - 1984 | Subhan Djajaatmadja | G.A. Pesik | Kongres VI FORKI 1980 di Jakarta |
1984 - 1988 | R u d i n i | Adam Saleh | Kongres VII FORKI 1984 di Bandar Lampung |
1988 - 1992 | R u d i n i | G.A. Pesik | Kongres VIII FORKI 1988 di Jakarta |
1992 - 1996 | R u d i n i | G.A. Pesik | Kongres IX 1992 di Jakarta (Diperpanjang sd 1997) |
1997 - 2001 | W i r a n t o | Drs. Hendardji -S,SH. | Kongres X FORKI 1997 di Caringin Bogor Jawa Barat |
2001 - 2005 | Luhut B. Pandjaitan, MPA. | Drs. Hendardji -S,SH. | Konres XI FORKI 2001 di Jakarta |
2005 - 2009 | Luhut B. Pandjaitan, MPA. | Drs. Hendardji -S,SH. | Kongres XII FORKI 2005 di Jakarta |
TEHNIK PUKULAN,TENDANGAN,TANGKISAN,KUDA-KUDA KARATE
Tehnik Pukulan,Tendangan,Tangkisan,Kuda-kuda dalam Karate
– Hello sahabat Seni Pencak pada pertemuan kali ini akan membahas
tehnik dasar Karate. Semua cabang olahraga beladiri pasti mempunyai
tehnik dasar,dan gerakan setiap cabang olahraga beladiri pasti
berbeda-beda.Di dalam karate ada 4 gerakan tehnik dasar meliputi
Kuda-kuda (Daichi),Pukulan (Tsuki),Tangkisan (Uke),Tendangan (Geri).
Karate memang salah satu beladiri yang banyak di gemari disuluruh dunia,agar mendapatkan gerakan yang sempurna yang harus dilakukan adalah menguasai gerakan dasar.Di bawah ini akan saya jelaskan secara
detail gerakan Tehnik Pukulan,Tendangan,Tangkisan dan Kuda-kuda di dalam Karate.
Di bawah ini akan saya jelaskan gerakan-gerakan tehnik dasar Karate,perhatikan dibawah ini :
A.KUDA-KUDA (DAICHI)
1.Heisoku Dachi
Posisi kedua kaki beserta ibu jari rapat dan lurus ke arah depan ,posisi hampir mirip seperti posisi siap.
2.Mushubi Dachi
Posisi tumit rapat dengan kedua telapak kaki dibuka dengan sudut 30 derajat.
3.Helko Dachi
Posisi kuda-kuda berdiri dengan kedua kaki dibuka lebar 20-30 cm
4.Hachiji Dachi
Kuda-kuda berdiri dengan kedua kaki dibuka lebar 20-30 cm posisi telapak kaki dibuka keluar.
5.Sanchin Dachi
Kuda-kuda berdiri dengan posisi telapak kaki depan miring 60 derajat
6.Kiba Dachi
Posisi kuda-kuda dibuka dua kali lebar bahu dengan telapak kaki lurus ke depan.
7.Zenkutsu Dachi
Kuda-kuda tekuk depan,berat badan berada pada kaki depan dan kaki belakang lurus,telapak kaki tidak sejajar.
8.Kokutsu Dachi
Kuda-kuda bertumpu pada kaki belakang posisi telapak kaki lurus pada satu garis.
9.Nekoashi Dachi
Kuda-kuda kaki kucing berat badan bertumpu pada kaki belakang.
B. PUKULAN (TSUKI)
style="display:block;border:none;height:60px;margin:0;padding:0;position:relative;visibility:visible;width:534px;background-color:transparent">
1.Chudan
Tsuki
Pukulan kearah ulu hati (tengah) posisi badan tegak dan telapak tangan harus mengepal
2.Jodan Tsuki
Pukulan kearah muka atau leher (atas) posisi badan tegak dan telapak tangan harus mengepal
3.Gedan Tsuki
Pukulan kearah perut atau kemaluan (bawah) posisi badan tegak dan telapak tangan harus mengepal
4.Oi Tsuki
Pukulan kearah tengah melangkah sejajar dengan kaki depan.
5.Gyaku Tsuki
Pukulan kearah tengah berlawanan dengan kaki depan
6.Kizami Tsuki
Pukulan sejajar dengan kaki depan,pukulan ini sering disebut pukulan jab.
7.Tate Tsuki
Pukulan vertikal dengan posisi telapak tangan menyamping
8.Kage Tsuki
Pukulan mengkait pukulan ini muncul darisamping kearah tengah lawan
9.Yoko Tsuki
Pukulan kearah samping
10.Ushiro Tsuki
Pukulan ke arah dagu lawan yang berada dibelakang
11.Morote Tsuki
Pukulan dua tangan ke arah tengah.
C.TANGKISAN (UKE)
1.Gedan Barai
Tangkisan ke arah bawah biasa digunakan untuk menangkis tendangan
2.Uchi Uke
Tangkisan ke arah tengah disebut juga tangkisan dalam
3.Ude Uke
Pukulan ke arah tengah.Bedanya dengan uchi uke adalah tangkisan ini mengambil dari luar.
4.Age Uke
Tangkisan ke arah atas
5.Shutoke
Tangkisan ke arah luar (tengah) tangkisan ini selalu menggunakan kuda-kuda kokutsu dachi.
D.TENDANGAN (GERI)
1.Mae Geri
Posisi kaki diangkat dan lemparkan tendangan ke depan,tendangan mae geri bisa digunakan untuk menyerang ke arah ulu hati (tengah) atau muka (atas)
2.Yoko Geri
Tendangan ini biasanya di sebut tendangan pisau kaki karena perkenaannya pada pisau kaki.
3.Mawashi Geri
Tendangan ke arah punggung dan muka perkenaan tendangan ini terdapat pada punggung kaki.
Karate memang salah satu beladiri yang banyak di gemari disuluruh dunia,agar mendapatkan gerakan yang sempurna yang harus dilakukan adalah menguasai gerakan dasar.Di bawah ini akan saya jelaskan secara
detail gerakan Tehnik Pukulan,Tendangan,Tangkisan dan Kuda-kuda di dalam Karate.
GERAKAN TEHNIK DASAR KARATE (KIHON)
Di bawah ini akan saya jelaskan gerakan-gerakan tehnik dasar Karate,perhatikan dibawah ini :
A.KUDA-KUDA (DAICHI)
1.Heisoku Dachi
Posisi kedua kaki beserta ibu jari rapat dan lurus ke arah depan ,posisi hampir mirip seperti posisi siap.
2.Mushubi Dachi
Posisi tumit rapat dengan kedua telapak kaki dibuka dengan sudut 30 derajat.
3.Helko Dachi
Posisi kuda-kuda berdiri dengan kedua kaki dibuka lebar 20-30 cm
4.Hachiji Dachi
Kuda-kuda berdiri dengan kedua kaki dibuka lebar 20-30 cm posisi telapak kaki dibuka keluar.
5.Sanchin Dachi
Kuda-kuda berdiri dengan posisi telapak kaki depan miring 60 derajat
6.Kiba Dachi
Posisi kuda-kuda dibuka dua kali lebar bahu dengan telapak kaki lurus ke depan.
7.Zenkutsu Dachi
Kuda-kuda tekuk depan,berat badan berada pada kaki depan dan kaki belakang lurus,telapak kaki tidak sejajar.
8.Kokutsu Dachi
Kuda-kuda bertumpu pada kaki belakang posisi telapak kaki lurus pada satu garis.
9.Nekoashi Dachi
Kuda-kuda kaki kucing berat badan bertumpu pada kaki belakang.
B. PUKULAN (TSUKI)
Pukulan kearah ulu hati (tengah) posisi badan tegak dan telapak tangan harus mengepal
2.Jodan Tsuki
Pukulan kearah muka atau leher (atas) posisi badan tegak dan telapak tangan harus mengepal
3.Gedan Tsuki
Pukulan kearah perut atau kemaluan (bawah) posisi badan tegak dan telapak tangan harus mengepal
4.Oi Tsuki
Pukulan kearah tengah melangkah sejajar dengan kaki depan.
5.Gyaku Tsuki
Pukulan kearah tengah berlawanan dengan kaki depan
6.Kizami Tsuki
Pukulan sejajar dengan kaki depan,pukulan ini sering disebut pukulan jab.
7.Tate Tsuki
Pukulan vertikal dengan posisi telapak tangan menyamping
8.Kage Tsuki
Pukulan mengkait pukulan ini muncul darisamping kearah tengah lawan
9.Yoko Tsuki
Pukulan kearah samping
10.Ushiro Tsuki
Pukulan ke arah dagu lawan yang berada dibelakang
11.Morote Tsuki
Pukulan dua tangan ke arah tengah.
C.TANGKISAN (UKE)
1.Gedan Barai
Tangkisan ke arah bawah biasa digunakan untuk menangkis tendangan
2.Uchi Uke
Tangkisan ke arah tengah disebut juga tangkisan dalam
3.Ude Uke
Pukulan ke arah tengah.Bedanya dengan uchi uke adalah tangkisan ini mengambil dari luar.
4.Age Uke
Tangkisan ke arah atas
5.Shutoke
Tangkisan ke arah luar (tengah) tangkisan ini selalu menggunakan kuda-kuda kokutsu dachi.
D.TENDANGAN (GERI)
1.Mae Geri
Posisi kaki diangkat dan lemparkan tendangan ke depan,tendangan mae geri bisa digunakan untuk menyerang ke arah ulu hati (tengah) atau muka (atas)
2.Yoko Geri
Tendangan ini biasanya di sebut tendangan pisau kaki karena perkenaannya pada pisau kaki.
3.Mawashi Geri
Tendangan ke arah punggung dan muka perkenaan tendangan ini terdapat pada punggung kaki.
Teknik Beladiri Capoeira
Teknik Beladiri Capoeira
1. GingaGinga ( Jin gah ) adalah Gerakan dasar pada Capoeira.
Pada Capoeira Angola Ginga dilakukan Secara bebas dan sangat individualistis, sedangkan pada Capoeira Regional Biasanya terstruktur, namun Style Pribadi masih diijinkan.
Ginga merupakan sebuah perwujudan Expresi dan Style Pribadi. Ginga dilakukan sebagai persiapan untuk melakukan gerakan-gerakan yang lain, misalnya menyerang, menghindar, mengelak dan gerakan lainnya.
2 . Passape (pah-sah-pay )
Lebih dikenal dengan sebutan meia lua de frente merupakan tendangan setengah putaran depan dengan arah dari luar ke dalam.
Sasarannya adalah daerah muka lawan, selain untuk serangan langsung biasanya dikombinasikan dengan gerakan lainnya semisal Au atau armada.
3. Queixada (kay-sha-da)
Tendangan ini hampir mirip dengan kebalikan passape, dengan arah putaran dari dalam ke luar, sasaran masih daerah muka dan kepala, perputaran kaki dihasilkan oleh momentum dari perputaran tubuh.
paling sering digunakan karena mudah, cukup powerful dan mudah dikombinasikan dengan gerakan lain.
3. Armada (ar-mah-dah)
Tendangan memutar, dengan memanfaatkan kekuatan otot dan momentum perputaran tubuh sebelum tangan. Usahakan memutar tubuh lalu melihat lawan dulu sebelum melakukan tendangan
Pada Sebuah Pertunjukan Capoeira yang sering kita lihat biasanya diiringi dengan suara beberapa alat musik dengan nada dan lagu khas capoeira. Sebenarnya musik tersebut mengatur ritme, gaya dan energi saat bermain.
Pada Capoeira Angola Instrument musik tersebut terdiri dari:
1. Satu Berimbau Gunga
2. Satu Berimbau Berra-boi
3. satu Berimbau viola
4. Satu atau dua pandeiros
5. Satu Atabaquê
6. Satu Agogô
7. Satu reco-reco
sumber : http://unikboss.blogspot.com
Home Bola Sports Indonesia Raih Emas di World Karate Championship WKF Junior
Zigi (sapaan akrabnya) mengalahkan karateka Spanyol, Pereda Elorduy Xabier, dengan skor 3-2. Kemenangan itu membuat Indonesia untuk kali pertama meraih emas di turnamen yang sudah digelar sebanyak sembilan kali tersebut.
"Terima kasih untuk warga Indonesia yang telah mendukung saya lewat doa-doa mereka," kata Zigi usai pertandingan.